Pada zaman Jepang, kantor Menseibu didirikan didekat mata air Airnona. Pemerintahan dipimpin oleh seorang Tjokan , yaitu man Yano (A.Z. Soh 2008:105). Pada tahun 1946 -1948, Christian Ferdinand Ndaumanu pernah menjadi pemimpin Normaalschool (sekolah guru) di Airnona Kupang (Leirissa dkk 1983:34). Di masa jepang dan NICA, di atas mata air ini didirikan sebuah rumah panggung tempat santai para pembesar (I.H. Doko 1984:47). Rumah ini, selain sebagai tempat santai para pembesar, namun lebih berperan untuk melindungi mata air dari guguran daun-daun pada musim kemarau sebab disekitar mata air tersebut penuh dengan pohon-pohon besar.
Atas swadaya penduduk desa di bawah pimpinan Dominggus Ratu Koreh sebagai kepala desa Airnona pada waktu itu, telah dibangun sebuah kolam sebagai tempat pemandian umum dan sekeliling mata air sebuah bak kecil, tempat rakyat desa mengambil air minumnya (I.H. Doko 1984:47). Tahun 1974, pekerjaan kolam Airnona telah rampung dan diresmikan oleh Gubernur NTT, El Tari. Mata air Airnona dengan debit 110 liter perdetik adalah mata air terbesar kedua di Kota Kupang selain mata air Oepura (200 liter perdetik). Kapasitas debit mata air Airnona sama dengan debit mata air Airsagu (Leirissa dkk 1983:10).
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp DelikNTT.COM
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.