Dari ikatan perkawinan antara Matahari dan Bulan ini (Dalam bahasa Tetun disebut Manas dan Funan), munculah sebutan penghormatan baru untuk Lai Kopan, yaitu “Lai Lahi Bissi Kopan”. Lai Lahi Bissi Kopan adalah sebutan suku Helong, untuk seorang pemimpin yang bernama Kopan, dimana melalui pengorbanannya, telah menyatukan kedua suku (Kopa dan Helong) melaui perkawinan. (1) Lai artinya Tuan; (2) Lahi artinya Pemimpin atau Raja; (3) Bissi adalah nama nenek moyang suku Helong yang membawa suku tersebut dari pulau Seram; dan (4) Kopan adalah nama pemimpin pertama dari kedua suku tersebut yang telah menjadi satu melalui ikatan perkawinan. Jadi “Lai Lahi Bissi Kopan” artinya “Tuan Raja Bissi Kopan”.
Versi Adolf Bastian dalam buku berjudul “Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipel” (diterbitkan tahun 1884) , tentu berbeda dengan kisah migrasi suku Helong yang terdapat dalam buku “Kupang Tempo Dulu” karya Ishak Arries Luitnan (terbitan tahun 2012), terutama pada nama pelaku, tempat dan rute perjalanan (migrasi), dll. Namun versi cerita Adolf Bastian ini, merupakan salah satu versi paling tertua yang menceritakan tentang migrasi suku Helong dari pulau Seram ke Kupang.
Ketika Lai Lahi Bissi Kopan meninggal, kedua suku yang telah dipersatukan melalui ikatan perkawinan dipimpin oleh Nissi Bissi yang merupakan putra bungsu dari Bissi Manas, atau menantu dari Lai Lahi Bissi Kopan. Selanjutnya keturunan dari Nissi Bissi yang menjadi raja Kupang adalah Bissi Nissi (Bastian 1884:10).
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp DelikNTT.COM
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.