Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Topik : 

WHO AM I???

Reporter : Aulia Editor: Redaksi
siti aulia rahma

DelikNTT.Com – Dalam keadaan sakratul maut, Si Fulan tiba-tiba merasa dirinya berada di depan sebuah pintu gerbang langit. Dan diketuknya pintu gerbang langit.

“Siapa di situ?” ada suara dari dalam.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin Punya Website? Klik Disini!!!

Lalu Si Fulan menjawab, “Saya, Tuan.”

“Siapa kamu?” “Fulan, Tuan.” 

“Apakah itu namamu?” “Benar, Tuan.” 

“Aku tidak bertanya namamu. Aku bertanya siapa
kamu.”

“Saya Fulan Bin Fulan”

“Aku tidak bertanya kamu anak siapa. Aku bertanya siapa kamu.” “Saya seorang pejuang” “Aku tidak menanyakan pekerjaanmu. Aku bertanya siapa kamu?” “Saya seorang Muslim, pengikut Rasulullah SAW.”

“Aku tidak menanyakan agamamu. Aku bertanya siapa kamu.” “Saya ini manusia. Saya setiap hari sholat lima waktu dan saya suka kasih sedekah. Setiap Ramadhon saya juga puasa dan bayar zakat.”

“Aku tidak menanyakan jenismu, atau perbuatanmu. Aku bertanya siapa kamu.” Fulan tidak bisa menjawab. Ia berbalik dari pintu gerbang langit, gagal masuk kedalamnya karena tidak mengenal siapa dirinya. Ada kalimat yang agung mengatakan, “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”. “Man ‘Arafa Nafsahu, Faqad ‘Arafa Rabbahu”.

Oh my God! Bagaimana jika ilustrasi di atas ternyata benar terjadi saat manusia sakaratul maut, saya yakin akan banyak sekali manusia yang gagal masuk ke dalam, karena saat sang Tuan rumah bertanya siapa kah gerangan yang datang, ia tak mampu menjawab, ya jelas tuan rumah tak akan membukakan pintunya, akhirnya dia pulang dan PASTI kebingungan, ia harus kemana, sebab jatahnya hidup di dunia telah usai.

Raganya tak mungkin menerimanya lagi, rumah dan keluarganya tak kan mampu menjadi tempat pulang seperti biasanya. Allahuakabar, saya pun sangat bingung dan takut, karena suatu saat waktu ini akan benar-benar datang untuk menghentikan petualngan ku di tempat yang fana ini. Bagaimana jika saat itu tiba saya masih tidak tau siapa saya? Saya tak bisa membayangkannya.

Baca Juga :  Iblis Meminta Pensiun Dini di Musywil Muhammadiyah NTT

Apa saya masih bisa menangis? Berteriak? Atau bercerita pada ayah, ibu, keluarag dan teman dekat, seperti jika saya bingung atau ketakutan sewaktu ditengah petualangan saya? Inilah ketakutan dan kehawatiran yang saya rasakan sejak pertama jari saya mulai menari di atas keyboard untuk menulis komentar terhadap ilustrasi di atas.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp DelikNTT.COM

+ Gabung

  • Bagikan