Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Topik : 

Goodbye Ramadhan, See You Again

Reporter : JT Editor: Redaksi
5 Parameter Muslim Mencapai Ramadhan Mabrur
Gambar: Istimewah

Oleh: Jailani Tong, M.Pd / Dosen STAI Kupang

DelikNTT.Com – Gema Takbir, Tahmid dan Tahlil menggema di seantero dunia, termasuk di Indonesia pertanda bahwa bulan yang penuh kemuliaan sebentar lagi akan berpisah dengan kita. Padahal, belum terasa lama, kita begitu bahagia menyambut kedatangannya. Tapi, inilah konsekuensi logis dalam kehidupan, ketika ada pertemuan pasti ada perpisahan.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin Punya Website?  Klik Disini!!!

Perpisahan adalah kata yang sungguh sangat menyakitkan, baik itu berpisah dengan orang yang kita cintai karena banyak kenangan yang telah dilalui bersamanya, termasuk sedih karena berpisah dengan Ramadhan bulan yang Agung. Tidak ada kata yang dapat diuraikan tentang bulan Ramadhan, sebab ia berbeda dengan bulan lainnya, yang di dalamnya diberikan fasilitas lengkap untuk umat muslim memanfaatkannya dengan baik demi mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan dalam Al-quran yaitu mendapatkan derajat ketakwaan. Di antara sekian banyak umat, hanya umatnya Nabi Muhammad yang Allah berikan satu bulan yang sangat spesial yaitu bulan Ramadhan.

Ramadhan Bulan Tarbiyah

Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yaitu Pendidikan. Pendidikan itu sendiri memiliki arti usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai harapan (perubahan) sebagaimana yang ia inginkan. Selain itu, pendidikan juga memiliki tujuan yaitu membentuk seseorang menjadi manusia yang berakhlak mulia. Untuk sampai pada titik tersebut, maka kuncinya ada di kurikulum.

Bagi sebagian orang, Ramadhan diartikan sebagai bulan tarbiyah atau bulan pendidikan, sebab sebulan lamanya, kita dididik dengan kurikulum Ramadhan yang sangat sempurna.

Jika umat muslim mengikuti kurikulum Ramadhan dengan baik, tentu ia akan merasakan betul perubahan yang dialami olehnya. Dampak dari kurikulum Ramadhan dapat dirasakan secara nyata sejak awal hingga akhir Ramadhan.

Bukti nyatanya adalah orang berlomba-lomba dalam kebaikan, berbeda dengan di luar Ramadhan. Pemandangan ini, tentu bisa kita temukan di masjid pada saat menjelang berbuka, entah dari mana menu untuk berbuka puasa begitu banyak, bahkan berlebihan. Pemandangan tersebut juga dapat ditemui di lampu merah, orang-orang membagikan takzil secara gratis kepada setiap pengendara tanpa melihat layar belakang agamanya. Selain itu, anak yatim piatu, para janda dan fakir miskin tidak lagi menangis menahan lapar karena tidak bisa mencukupi hidupnya. Inilah didikan dari kurikulum Ramadhan.

Ramadhan Bulan Menyucikan Jiwa dan Harta

Sumber: lingkartiga.online
  • Bagikan