ATAMBUA, DELIKNTT.COM – Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi atau yang biasa disapa SPK, dalam perjalanannya menuju Kota Atambua, menyempatkan diri bertemu dengan para petani pengelola lahan percontohan atau “Smart Farming” di Dusun Oetfo, Desa Naekesa, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu pada Kamis malam, 14 November 2024.
Kunjungan ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Simon ke lahan percontohan tersebut. Sebelumnya, ia juga pernah mengunjungi tempat ini saat masih menjabat sebagai Kepala Staf Korem Wirasakti Kupang. Kehadirannya kali ini untuk memastikan apakah lahan percontohan yang pernah ia kunjungi masih berjalan sebab SPK ingin membuat banyak lahan percontohan di wilayah NTT.
Didampingi oleh Ketua Tim Pemenangan, Kristo Blasin, Ketua PKS NTT Anwar Hajral, serta istri tercinta Esther Meilany Kamlasi Siregar, Simon tiba di rumah warga, Maria Lotu, pada pukul 20:25 WITA. Maria Lotu adalah salah satu petani yang terlibat dalam pengelolaan lahan percontohan di Desa Naekesa.
Pada kesempatan itu, seorang warga eks-Timor Timur yang kini tinggal di Kabupaten Belu, Fernando Ameriko, menitipkan pesan kepada Simon apabila terpilih sebagai Gubernur NTT periode 2024-2029. Fernando menyampaikan bahwa Desa Naekesa masih terisolasi dan menghadapi banyak kekurangan, termasuk kurangnya akses air bersih karena minimnya jaringan perpipaan dari tiga embung yang ada di desa tersebut. Selain itu, akses jalan yang kurang memadai dan keinginan untuk pemekaran Desa Naekesa menjadi empat desa definitif juga menjadi aspirasi warga. Fernando menyebutkan bahwa desa ini terdiri dari 16 dusun, sehingga pemekaran akan mempermudah pengelolaan wilayah.
Simon Petrus Kamlasi merespons keluhan warga dengan menyatakan bahwa langkah pertama untuk menyelesaikan masalah ini adalah memastikan dirinya terpilih sebagai gubernur. Dengan begitu, ia dapat merealisasikan janji-janji untuk mengatasi persoalan yang dihadapi warga, termasuk penyediaan perpipaan air bersih yang cukup dan awet agar program lahan percontohan atau smart farming dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
“Kebun-kebun percontohan seperti di Naekesa ini akan kita bangun banyak di NTT untuk mendorong peningkatan hasil produksi dari petani kita. Kita akan bantu dengan penyuluh pertanian yang akan mendampingi para petani. Semakin banyak kebun percontohan maka akan semakin banyak tempat petani belajar bagaimana cara meningkatkan hasil produksi atau bagaimana melakukan langkah-langkah inovatif dalam rangka peningkatan produksi. Supaya mimpi kita itu terwujud, maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memenagkan Paket SIAGA supaya kitab isa eksekusi apa yang menjadi keinginan dan harapan para petani,” ujar Simon Petrus Kamlasi.
Dengan bahasa sederhana, Simon Petrus Kamlasi menyampaikan apa yang hendak dia lakukan ketika nanti jadi gubernur NTT. Dia mau petani harus panen dua kali dalam setahun. Dia mau, masa produksi petani bertambah. Bagaimana petani bisa memperoleh penghasilan yang membuat hidupnya sejahtera lewat pertanian maupun peternakan. Itu semua bisa terwujud jika persoalan air bisa diselesaikan. Dia juga ingin agar di setiap 60 hektar lahan pertanian akan ada satu industri olahan untuk pakan ternak sehingga hasil pertanian dari masyarakat telah memiliki pasar tetap.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.