iklan

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

iklan
Topik : 

SPK Diberi Nama ‘Ama Pannu Pe’ saat Berkunjung ke Kampung Adat Namata di Sabu Raijua

Reporter : Tim Editor: Redaksi
IMG 20241121 WA0042

KUPANG, DELIKNTT.COM – Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi (SPK) mengunjungi Kampung adat Namata di Desa Raeloro, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua pada, Kamis, (21/11/2024). Di Kampung Adat Namata, SPK diterima secara adat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari orang Sabu. Hal itu ditandai dengan diberi makan gula Sabu dan kacang hijau.

Simon Petrus Kamlasi diberi nama Ama Pannu Pe sesuai namanya Simon Petrus. Pannu Pe adalah bulan terang selepas purnama. Demikian juga dengan sang istri Esther Meilani Kamlasi – Siregar diberi nama Ina Ratu sesuai namanya Esther. Ina Ratu memiliki makna seorang perempuan yang mampu memimpin kaumnya.

“Pemberian nama itu mempunyai makna dan juga merupakan doa. Ma Pannu Pe adalah nama yang diambil dari nama bapak Simon Petrus Kamlasi sendiri. Artinya bulan terang setelah purnama. Harapan kita agar dia akan bersinar tanpa memilah sebab demikianlah adanya seorang pemimpin,” ujar Marihi yang menjadi juru kunci rumah adat di kampung Namata.

Pemberian nama bagi seseorang kata Marihi, adalah sebuah simbol penerimaan secara adat dan diterima sebagai keluarga. Jika sudah jadi keluarga maka akan saling mendukung dalam hal apapun. Dia juga memberi apresiasi kepada Simon Petrus Kamlasi yang telah meluangkan waktunya untuk datang mengunjungi kampung adat Namata.

“SPK datang pada saat yang tepat. Secara adat orang Sabu, dia datang saat kita sedang mempersiapkan kebun untuk menyambut hujan dan masa tanam. Saat ini beliau sedang berjuang untuk menjadi pemimpin di NTT dan datang ke rumah adat yang melahirkan para pemimpin dari Sabu Raijua. Doa kami, SPK akan memimpin NTT,” harap Marihi.

Baca Juga :  Maju Pilgub NTT, SPK Minta Doa Restu dan Nasihat Ketua Sinode GMIT

Sementara Simon Petrus Kamlasi pada kesempatan tersebut mengapresiasi penerimaan secara adat yang dilakukan oleh penunggu dan juru kunci rumah adat Namata. Dia merasa bangga karena dipakaikan pakaian adat Sabu dan disambut dengan adat yang membuatnya terharu.

  • Bagikan