Topik : 

Refleksi Akhir Tahun 2023: Ketika Berpolitik Tanpa Nalar-Etik

Reporter : Jailani Tong Editor: Redaksi
cara dan syarat daftar panitia pemilu 2024

 Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

DelikNTT.Com – Ketika nalar-etik dikaburkan atau ingin dihilangkan dalam kanca politik, maka masyarakat akan dipandu oleh nilai-nilai materialistik-duniawi.

Kendali politik pun dipegang oleh para brutus yang membenarkan terbenamnya nalar-etik. Rakyat yang mencoba kritis pun disuntik dana, dengan alasan menjalankan program kenegaraan, sehingga nalar-etik tenggelam bersamanya.

Nabi Muhammad telah mengalami upaya pendangkalan nilai-nilai profetik dengan hadirnya tawaran menggiurkan berupa harta, jabatan, wanita.

Namun hal itu tidak meneruskan tegaknya spirit profetik. Allah pun memberi pertolongan dengan memberi kemenangan sehingga runtuhlah kekuatan oligarki yang telah bercokol dan mengakar kuat.

Realitas politik saat ini sedang menguji apakah nalar-etik ini akan terkubur dengan menjamurnya tawaran menggiurkan yang dilakukan oleh rezim dan para brutusnya, atau justru semakin mengokohnya kesadaran kritis masyarakat yang ingin menegakkan nalar-etik.

Pengkaburan Nalar-Etik

Panduan nalar-etik dalam menjalankan kekuasaan saat ini sedang mengalami pencerabutan. Hal ini ditandai dengan merebaknya pragmatisme yang diupayakan untuk mengikis habis spirit membangun peradaban bangsa.

Baca Juga :  Resmi Deklarasi, Ini Enam Poin Dukungan Relawan Tunas Muda kepada Paket CS'an
  • Bagikan