Topik : 

Di Belu, SPK Bicara Soal Air dan Teknologi untuk Menaikan Produktivitas Petani

Reporter : Tim Atambua Editor: Redaksi
IMG 20240920 WA0021

ATAMBUA, DELIKNTT.COM – Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi diarak ribuan massa di Kota Atambua pada Kamis (19/9/2024). Kehadiran SPK, sapaan akrab Simon Petrus Kamlasi di Atambua adalah dalam rangka safari politik setelah sebelumnya di Kabupaten Alor. Arak-arakan dari Bandara A.A Bere Tallo menuju hotel Paradiso membuat kota Atambua macet.

Di hadapan pendukung dan relawan, Jenderal bintang satu itu memberi harapan terutama bagi pada petani yang selama ini hanya menanam pada musim hujan. Kedepan, para petani di NTT tidak bisa lagi menganggur sebab pertanian lahan kering akan digalakkan setelah dibuat titik-titik air dengan teknologi Pompa Hidram.

“Selama ini saya sudah membuat 400 titik air di seluruh pelosok NTT dengan teknologi pompa hidram. Di titik-titik itu, pertanian lahan kering bisa digalakkan dan kedepan kita akan perbanyak. Saya pikir lahan tidur kita terlalu luas dan hanya bangun pada saat musim hujan saja, lalu petani tidak menanam pada musim kemarau. Saya pikir, lahan kita tidak perlu tidur lagi. Saatnya kita bersama-sama membangunkan lahan-lahan kita. Semua itu kunci utamanya ada di air,” kata Simon Petrus Kamlasi yang meraih rekor MURI di bidang air ini.

Putra asli TTS yang lahir di Desa Sunu ini meminta masyarakat tidak usah ragu. Sebab selama dirinya menjadi tentara sudah melakukan banyak hal untuk membantu petani. Semua potensi air yang ada di lembah dan sungai akan dipompa ke tempat yang tinggi lalu dialirkan ke kebun masyarakat. Teknologi saat ini sudah semakin canggih di bidang pertanian dan bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian masyarakat.

“Lewat Pompa Hidram yang kita buat ini, kita gunakan lagi teknologi yang hemat air. Jadi hanya jagung saja yang hidup tapi rumput tidak bisa hidup karena panas matahari yang luar biasa di wilayah kita. Teknologi hemat air itu adalah irigasi tetes. Kita juga akan bangun banyak embun untuk menampung air hujan. Diupayakan ketika hujan yang sedikit itu, kita tahan di darat lewat embung dan jebakan air. Saya pikir, ikan di laut tidak butuh air tawar,” ujar SPK.

  • Bagikan