Oleh: Jailani Tong, M.Pd. / Dosen STAI Kupang
Teori Behaviorisme
DelikNTT.Com – Teori ini memandang bahwa semua perilaku diperoleh individu setelah berinteraksi dengan lingkungan yang telah dikondisikan. Teori behaviorisme mempunyai tiga rumpun, yaitu: 1) psikologi koneksionisme (connectionism theory) dengan tokohnya Edward L. throndike; 2) kondisioning klasik (classical conditioning) dengan tokohnya Ivan Pavlov; dan3) psikologi penguatan (operant conditioning) dengan tokohnya B.F Skinner.
1.Teori connectionism
Teori ini merupakan teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme. Menurut teori ini tingkah laku individu tidak lain dari suatu hubungan rangsangan dengan jawaban atau stimulus-respon. Tokoh yang terkenal dalam mengembangkan teori ini adalah Edward L. Throndike. Hasil penelitiannya dikenal dengan trial and error. Throndike mengemukakan tiga hukum dalam belajar, yaitu:
a). Law of Readiness. Belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan sesatu.
b). Law of Exercise. Belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan pengulangan dalam belajar.
c). Law of Effect. Belajar akan semangat apabila mengethaui hasil belajar yang baik.
2. Clasiccal conditioning
Teori ini dipelopori oleh Ivan Pavlov seorang ahli fisiologi dari Rusia. Percobaan dilakukan dengan menggunakan seekor anjing yang mengeluarkan air liur. Percobaan ini membuktikan bahwa suatu rangsangan tertentu (cahaya merah) akan mengakibatkan suatu tindak balas tak terlazim yaitu keluar air liur, karena bersamaan dengan ransangan tak lazim (alami) yaitu makanan.
Penelitian ini menjelaskan bahwa indivisu dapat dikendalikan melalui cara menggati stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan espon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Menurut teori ini belajar merupakan suatu upaya untuk mengondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu. Sedangkan mengajar adalah membentuk kebiasaan dengan mengulang-ngulang suatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan.
3. Operant conditioning
Tokoh yang mengembangkan teori ini adalah B.F. Skinner. Ia mengemukakan bahwa respon individu tidak hanya terjadi karena adanya rangsangan dari lingkungan, akan tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu di lingkungan yang tidak diketahui atau tidak disadari. Menurut Skinner, unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Penguatan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu bentuk penguatan yang bersifat positif dan bentuk penguatan yang bersifat negative. Pengutan yang bersifat positif dapat berupa hadiah atau penghargaan (reward), sedangkan penguatan yang bersifat negative dapat berupa menunda atau tidak memberikan penghargaan (punishment), misalnya dengan memberikan tugas tambahan.
Teori Kognitivisme
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.