iklan

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

iklan
Topik : 

Sumber Pengetahuan Dalam Filsafat

Reporter : JT Editor: Redaksi
Ilmu
Gambar: Istimewah

Oleh: Jailani Tong, M.Pd./ Dosen PGMI STAI Kupang

DelikNTT.Com – Sumber pengetahuan adalah alat atau sesuatu darimana manusia bisa memperoleh informasi tentang objek ilmu yang berbeda-beda sifat dasarnya. Karena sumber pengetahuan adalah alat, maka Ia menyebut indera, akal  dan hati sebagai sumber pengetahuan.

Amsal Bakhtiar berpendapat tidak jauh berbeda. Menurutnya sumber pengetahuan merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan istilah yang berbeda ia menyebutkan empat macam sumber pengetahuan, yaitu: emperisme, rasionalisme, intuisi dan wahyu.  Begitu jugadengan Jujun Surya Sumantri, ia menyebutkan empat sumber pengetahuan tersebut.

Sedangkan John Hospers dalam bukunya yang berjudul An Intruction to Filosofical Analysis, sebagaimana yang dikutip oleh Surajiyo menyebutkan beberapa alat untuk memperoleh pengetahuan, antara lain: pengalaman indera, nalar, otoritas, intuisi, wahyu dan keyakinan. Sedangkan Amin Abdullah menyebutkan dua aliran besar, idealisme dan imperisme.

Dari pemaparan di atas, penulis lebih condong kepada pendapat Mulyadi Kertanegara yang menyebutkan indra, akal dan hati sebagai sumber pengetahuan. Hanya saja ketiga sumber tersebut perlu ditambah dengan intuisi dan wahyu. Pengetahuan yang diperoleh intuisi berbeda dengan pengetahuan yang diperoleh hati. Intiusi bagi para filsofi barat lebih dipahami sebagai pengembangan insting yang dapat memperoleh pengetahuan secara langsung dan bersifat mutlak.

Dengan demikian, sumber pengetahuan terdiri dari empirisme (indera), rasionalisme (akal),intuisionisme (intuisi), ilmunasionalisme (hati), dan wahyu.

Pertama, Empirisme (indera)

John Locke (1632-1704), mengemukakan teori tabula rasa yang menyatakan bahwa pada awalnya manusia tidak tahu apa-apa. Seperti kertas putih yang belum ternoda. Pengalaman inderawinya mengisi catatan harian jiwanya hingga menjadi pengetahuan yang sederhana sampai begitu kompleks dan menjadi pengetahuan yang cukup berarti.

Selain John Locke, ada juga David Hume (1711-1776) yang mengatakan bahwa manusia sejak lahirnya belum membawa pengetahuan apa-apa. Manusia mendapatkan pengetahuan melalui pengamatannya yang memberikan dua hal, kesan (impression) dan pengertian atau ide (idea). Kesan adalah pengamatan langsung yang diterima dari pengalaman.

Baca Juga :  Evaluasi Diri dalam Teori Perkembangan
  • Bagikan