iklan

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

iklan
Topik : 

Menghadapi Krisis Stunting: Menuju Generasi yang Berkualitas dan Unggul

Reporter : Jailani Tong Editor: Redaksi
Ilustrasi by Ayo Guru Belajar

DelikNTT.com – Stunting adalah satu kondisi dimana pertumbumbuhan fisik dan perkembangan anak terhambat akibat kekurangan gizi, terutama dalam masa periode 1.000 hari pertama kehidupan. Kondisi ini biasanya ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar yang seharusnya sesuai dengan usianya.

Stunting juga dapat berdampak pada perkembangan kognitif, kesehatan, dan produktivitas anak di masa dewasa. World Health Organization (WHO): WHO menggambarkan stunting sebagai “rendahnya tinggi badan untuk usia” dan mengaitkannya dengan kurangnya nutrisi, terutama protein dan energi, selama periode pertumbuhan yang kritis pada usia dini. Pusat Studi Gizi (PSG) Universitas Indonesia: PSG menggarisbawahi pentingnya nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan dan dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka juga menyoroti pentingnya pendekatan multisektor dalam mengatasi stunting.

Berdasarkan data dari Studi Survei Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi angka stunting Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2021 sebesar 37,8%. Angka tersebut menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai penyumbang tertinggi anak stunting di Indonesia.

Stunting memberikan dampak yang sangat buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan, dan juga mengancam masa depan generasi bangsa Indonesia. Salah satu dampaknya bagi generasi masa depan Indonesia yaitu memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas. Oleh seba itu, stunting harus menjadi musuh bersama yang harus dilawan oleh seluruh masyarakat, khususnya di Nusa Tengara Timur.

Salah solusi untuk menurunkan angka stunting di Nusa Tengara Timur adalah memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, Beri Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, Dampingi ASI Eksklusif dengan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) sehat, terus memantau tumbuh kembang anak, dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Persoalan stunting, tidak hanya sebatas kurangnya pengatahun masyarakat, namun, ada faktor lain yang juga ikut mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu persoalan ekonomi. Oleh sebab itu, pemerintah harus mampu memperbaiki pertumbuhan ekonomi, sehingga masyarakat dapat memenuhi segala kebutuhannya, termasuk kebutuhan gizi bagi keberlangsungan hidup anaknya, sehingga menjadi generasi yang unggul dan mampu bersaing di kemudian harinya.
 
Penulis: Jailani Tong, M.Pd / Dosen STAI Kupang
Baca Juga :  Memasuki Tahun Kedua: Yayasan Bukit Halimun Pamijahan Melaksanakan RAKER
  • Bagikan