1. Hakikat Humanisme
DelikNTT.Com – Aliran humanisme dalam pendidikan meupakan aplikasi dari paham kemanusiaan yang sangat peduli tentang keterkaitan perkembangan manusia yang manusiawi dalam pendidikan.
Dasar pendidikan berbasis kemanusiaan dipengaruhi oleh aliran humanisme dalam psikologi yang berkembang sejak tahun 1950-an. Aliran psikologi ini timbul sebagai reaksi dari psikonalisis. Aliran behavioristik dengan tokoh-tokoh utamanya: Pavlop, Skinner, dan Watson; memandang manusia sebagai objek yang tidak mempunyai potensi sedangkan psikoanalisis dengan tokoh utamanya Freud; memandang manusisa sebagai reaksi perkembangan dorongan seksualnya.
Aliran humanism dengan tokoh utamanya yaitu Maslow dan Roger menekankan pembahasannya tentang manusia pada diri manusia itu sendiri, aktualisasi diri, kesehatan, harapan, kasih saying/cinta, kreativitas, kemanusiaan, arti menjadi seorang individu, yang berarti dan pemahaman tentang hakikat pribadi manusia serta pengalamannya.
2. Humanisme Berdasarkan Pandangan Maslow Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan
a) Heirarki Kebutuhan
Pendekatan pendidikan berbasis humanisme merupakan pendekatan yang dibangun berdasarkan teori psikologi humanisme yang memberikan penekanan pada pengembangan individu sebagai manusia. Abrahama Maslow (1908-1970) dalam Martini disebutkan bahwa Maslow adalah tokoh pengembang teori humanisme melalui teori hirarki kebutuhan manusia yang memberikan pemahaman secara komprehensif tentang selfesteem yaitu rasa percaya pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghargai diri sendiri dan cara-cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan self-esteem tersebut.
Abraham Maslow adalah seorang humanis yang memfokuskan perhatiannya pada kebutuhan manusia. Menurut Maslow, kebutuhan manusia merupakan kebutuhan yang berjenjang dan saling mempengaruhi dalam rangka aktualisasi diri manusia. Jenjang kebutuhan manusia tersebut digambarkan pada ilustrasi di bawah.
Maslow melakukan penelitannya dengan hirarki kebutuhan dengan menggunakan bahwa kebutuhan memiliki hirarki atau jenjang dan jenjang sebelumnya menjadi pijakan untuk mencapai jenjang berikutnya. Misalnya, apabila seorang individu dalam waktu yang bersamaan merasa lapar dan haus, maka ia akan memenuhi rasa hausnya dulu baru memenuhi rasa laparnya.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.