Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan: Meneguhkan Demokrasi, Mendengar Hati Nurani

Reporter : Jailani Editor: Redaksi
Amin Tahir e1729348935485
Gambar: Amin Tahir (Wakil Ketua Bidang Politik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Kupang)

Oleh: Amin Tahir (Wakil Ketua Bidang Politik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Kupang)

OPINI, DELIKNTT.COM – Ungkapan “Vox Populi, Vox Dei” yang berarti “Suara rakyat adalah suara Tuhan” telah lama menjadi landasan dalam demokrasi. Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya suara rakyat dalam membentuk kebijakan publik dan mempengaruhi arah pemerintahan. Di dalamnya terkandung keyakinan bahwa aspirasi, harapan, dan kehendak rakyat mencerminkan moralitas dan kebaikan yang lebih besar, yang tak jarang disebut sebagai kehendak Tuhan.

Scroll kebawah untuk lihat konten
WhatsApp Image 2025 05 31 at 18.15.04
Ingin Punya Website? Klik Disini!!!

Namun, dalam konteks politik modern, ungkapan ini seringkali terasa paradoksal. Bagaimana mungkin suara rakyat yang begitu beragam, dengan kepentingan yang berbeda-beda, bisa dianggap sebagai “suara Tuhan”? Di tengah kebebasan berbicara, polarisasi politik, dan disinformasi yang merajalela, apakah suara rakyat tetap dapat dipercaya sebagai panduan moral yang unggul? Jika kita melihat lebih dalam, ungkapan ini tidak sekadar mengacu pada hasil pemilu atau suara mayoritas. “Suara Tuhan” dalam konteks ini bisa dimaknai sebagai suara hati nurani kolektif, yang menginginkan keadilan, kebenaran, dan kebaikan bersama. Suara rakyat adalah representasi dari keinginan untuk hidup dalam masyarakat yang lebih baik, adil, dan sejahtera. Maka dari itu, suara rakyat yang benar-benar jujur dan tulus mencerminkan cita-cita luhur yang sejalan dengan nilai-nilai universal yang diyakini sebagai kehendak Tuhan. Namun, suara rakyat dapat diselewengkan. Kepentingan politik, manipulasi informasi, dan politik uang bisa merusak integritas demokrasi. Jika suara rakyat dibelokkan oleh kepentingan elit atau kelompok tertentu, suara yang muncul bukan lagi “suara Tuhan”, tetapi suara manipulasi dan ketidakadilan. Oleh karena itu, tugas besar demokrasi adalah memastikan bahwa suara rakyat yang didengar adalah suara yang bersih, yang muncul dari kebebasan berekspresi, tanpa intimidasi, korupsi, atau pengaruh negatif lainnya.

Disclaimer:
Artikel Ini Merupakan Kerja Sama DelikNTT.Com Dengan Amin Tahir. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Amin Tahir.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp DelikNTT.COM

+ Gabung

  • Bagikan