Situasi di sub bagian Amfoan masih tegang. Penempatan kapal-kapal Belanda di Barate dan Naiklioe serta patroli pemerintah yang didukung oleh aparat polisi bersenjata menyebabkan gerombolan yang berkumpul meninggalkan niat mereka untuk menyerang Pariti dan Barate (Borati) sehingga permusuhan berskala besar tidak terjadi lagi. Walaupun aparat pemerintah telah berjaga-jaga setiap saat, namun orang-orang Ambenu masih berkumpul di kali Termanu sehingga kewaspadaan terus dilakukan oleh pemerintah. Namun para gerombolan ini berhasil mencuri kuda dari kampung Barate berulang-ulang kali. Total Kuda yag hilang dari kampung Barate hampir mencapai 70 ekor kuda dengan nilai 15 Gulden.
Oleh karena itu pada 6 Juli 1896, Posthouder Rozet membawa 17 orang petugas polisi bersenjata dan 30 orang Rote bersenjata dari kampung Barate dan Pariti menuju ke Klomau (sekitar 7 Paal dari Pariti) untuk meminta kepada orang-orang Timor (sekitar 30 orang) untuk berdamai, namun hal ini dibalas dengan tembakan oleh orang-orang Timor tersebut, dimana 1 orang Rote terluka parah.
Sumber : Rotterdamsch Nieuwsblad, Negentiende Jaargang No. 5668. Zaterdag, 5 September 1896
Foto bersama antara W.L Rozet dengan penduduk asli (Orang-orang Timor) di Pariti setelah perundingan damai antara Orang-orang Timor dan orang-orang Rote selesai dilaksanakan. Gambar dipublikasi tahun 1896. Sumber : NMVW Collectie.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.