Topik : 

Perundingan Damai Antara Orang Timor dan Rote di Pariti Pada Tahun 1896

Reporter : Jailani Editor: Redaksi
Perundingan damai orang timor dan rote
Keterangan gambar: Foto bersama antara W.L Rozet dengan penduduk asli (Orang-orang Timor) di Pariti setelah perundingan damai antara Orang-orang Timor dan orang-orang Rote selesai dilaksanakan. Gambar dipublikasi tahun 1896. Sumber : NMVW Collectie.
Oleh: Sonny Pellokila

Situasi di sub bagian Amfoan masih tegang. Penempatan kapal-kapal Belanda di Barate dan Naiklioe serta patroli pemerintah yang didukung oleh aparat polisi bersenjata menyebabkan gerombolan yang berkumpul meninggalkan niat mereka untuk menyerang Pariti dan Barate (Borati) sehingga permusuhan berskala besar tidak terjadi lagi. Walaupun aparat pemerintah telah berjaga-jaga setiap saat, namun orang-orang Ambenu masih berkumpul di kali Termanu sehingga kewaspadaan terus dilakukan oleh pemerintah. Namun para gerombolan ini berhasil mencuri kuda dari kampung Barate berulang-ulang kali. Total Kuda yag hilang dari kampung Barate hampir mencapai 70 ekor kuda dengan nilai 15 Gulden.

Kepala Kampong Barate bersama penduduknya melakukan operasi pada malam hari tanggal 26 Juni 1896 sehingga mengejutkan 26 orang Timor yang mencoba untuk mengintai kampong Barate. Tembak menembak pun terjadi, dimana terdapat 4 orang korban dari pihak orang-orang Timor ditembak mati. Begitu pula di Pariti juga berulang kali diganggu pada malam hari dengan cara membakar rumah-rumah penduduk.

Oleh karena itu pada 6 Juli 1896, Posthouder Rozet membawa 17 orang petugas polisi bersenjata dan 30 orang Rote bersenjata dari kampung Barate dan Pariti menuju ke Klomau (sekitar 7 Paal dari Pariti) untuk meminta kepada orang-orang Timor (sekitar 30 orang) untuk berdamai, namun hal ini dibalas dengan tembakan oleh orang-orang Timor tersebut, dimana 1 orang Rote terluka parah.

Penutupan jalan raya menuju Amfoan di Barate oleh pemerintah tampaknya memiliki efek yang baik, dimana orang-orang Ambenu tidak dapat melakukan barter hewan dengan beras dengan orang-orang Pariti. Akhirnya raja Mosu ingin berdamai dengan pemerintah karena rakyatnya tidak mendapatkan beras, dengan menarik orang-orang Ambenu dari kali Termanu sehingga ada jaminan bagi orang-orang Barate dan Pariti untuk tentram. Para pemimpin Manubait dan Tefnai datang untuk memberikan penghormatan kepada pemerintah untuk mengungkapkan sikap baik mereka terhadap pemerintah dan untuk memberi tahu mereka bahwa mereka tidak terlibat dalam kekacauan saat ini.

Sumber : Rotterdamsch Nieuwsblad, Negentiende Jaargang No. 5668. Zaterdag, 5 September 1896

Keterangan gambar :

Foto bersama antara W.L Rozet dengan penduduk asli (Orang-orang Timor) di Pariti setelah perundingan damai antara Orang-orang Timor dan orang-orang Rote selesai dilaksanakan. Gambar dipublikasi tahun 1896. Sumber : NMVW Collectie.

Baca Juga :  Nabi Muhammad Figur Teladan Terbaik Semesta Raya
Disclaimer:
Artikel Ini Merupakan Kerja Sama DelikNTT.Com Dengan Sonny Pellokila. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Sonny Pellokila.
  • Bagikan