OPINI, DELIKNTT.COM – Siapa figur utama teladan terbaik di semesta raya ini? Setiap muslim pasti menjawab yakin: Nabi Muhammad s.a.w.! Baginda adalah Nabi dan Rasul terakhir, pembawa risalah Allah untuk seluruh umat manusia. Sikap muslim terhadap Nabi bukan hanya meneladani, bahkan menaati dan mengimaninya sebagai bagian rukun iman.
Uswah hasanah atau teladan terbaik Nabi Muhammad dimaklumatkan oleh Allah dalam firman-Nya: “Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul li-man kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha katṡīrā”, artinya “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab: 21).
Sungguh tiada figur utuh menyeluruh selain Nabi Muhammad yang ditahbiskan Allah sebagai teladan terbaik dalam kehidupan ini. Hanya Nabi Ibrahim yang sama dipermaklumkan Allah dalam Al-Quran sebagai uswah hasanah, “Qad kānat lakum uswatun ḥasanatun fī ibrāhīma wallażīna ma’ahu”, artinya “Sungguh, benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu pada (diri) Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya.” (QS Al-Mumtahanah: 4).
Nabi sungguh berakhlak nan agung, “wa innaka la‘alâ khuluqin ‘adhîm” (QS Al-Qalam: 4). Keteladanan dan akhlak terbaik Nabi itu tak bertepi, dari hal kecil hingga urusan terbesar dalam segala urusan kehidupan. Dari rahim keteladanan dan risalahnya umat manusia terselamatkan hidupnya. Lebih jauh terbangun peradaban al-Madinah al-Munawwarah di jazirah Arab hingga ke pentas dunia. Umat Islam mengukir peradaban berkemajuan berabad-abad lamanya karena mengikuti jejak risalah Nabi.
Nabi Muhammad diberi mandat menjalankan dua misi utama kerisalahan, yang melekat dengan uswah hasanah dan karakter utama beliau, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi). Sekaligus mewujudkan risalah Islam sebagai rahmat bagi semua, “Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya: 107). Allah bahkan memuliakan Nabi hingga diisrakan dan dimikrajkan ke Sidratul Muntaha untuk menghadap kepada-Nya. Allah dan para Malaikat pun bershalawat kepadanya.
Muhammad al-Hufy dalam kitab “Min Akhlaq an-Nabiy” mendaftar sampai dua puluh satu sifat dari akhlak mulia Nabi Muhammad. Baginda Muhammad memiliki sikap al-hubb ‘ala al-akhlaq al-karimah (mencintai akhlak mulia), asy-syaja’ah (pemberani), al-karam (pemurah, suka memuliakan), al-‘adl (adil), al-‘iffah (menjaga diri dari hal buruk), ash-shidqu (benar, jujur), al-amanat (terpercaya), ash-shabru (penyabar), al-hilmu (lapang hati, lembut), al-‘afwu (pemaaf), ar-rahmanu (pengasih), itsar al-salam (mengutamakan damai), al-juhdu (sederhana, bersahaja dalam hidup), al-haya (pemalu, malu atas hal buruk), at-tawadhu’ (rendah hati), al-wafa (setia), asy-syura (suka bermusyawarah), thibu al-isyrah (baik dalam pergaulan, suka mempermudah), hubb al-‘amal (gemar berbuat kebaikan), dan al-bisyr wa al-fukhahah (gembira dan suka bercanda).
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.