Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Meritokrasi Ikbal Dinda – Simbol Kemajuan atau Sekadar Simbolik?

Reporter : Jailani Editor: Redaksi
WhatsApp Image 2025 05 08 at 11.48.06 e1746687158334
Foto: Arifudin - Mahasiswa S3 Unitomo Surabaya

Oleh : Arifudin – Mahasiswa S3 Unitomo Surabaya

DELIKNTT.COM – Mutasi dan promosi dalam birokrasi seringkali dibalut dengan narasi “meritokrasi”—sebuah sistem yang menempatkan individu berdasarkan prestasi dan kompetensi. Dalam kasus Ikbal Dinda, narasi tersebut kembali digaungkan. Namun, pertanyaannya: benarkah mutasi ini murni berbasis meritokrasi, atau hanya jargon untuk membungkus keputusan yang sarat kepentingan?

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin Punya Website? Klik Disini!!!

Kritik terhadap sistem meritokrasi di Indonesia seringkali berakar dari lemahnya transparansi dan objektivitas dalam proses seleksi jabatan. Jika benar Ikbal Dinda diangkat karena prestasi, publik berhak tahu: apa indikator keberhasilan yang diacu? Apakah ada proses seleksi terbuka dan adil? Ataukah ini sekadar mutasi elitis yang dikemas seolah-olah progresif?

Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Dalam banyak kasus, meritokrasi kerap hanya menjadi legitimasi politik, bukan proses nyata. Tanpa mekanisme evaluasi yang akuntabel, meritokrasi berubah menjadi mitos. Kepemimpinan yang lahir dari proses yang tidak jelas akan sulit menghasilkan kepercayaan publik dan efektivitas birokrasi.

Baca Juga :  LEBARAN TIDAKLAH BERMEWAH-MEWAHAN

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp DelikNTT.COM

+ Gabung

  • Bagikan