Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Topik : 

Kisah Perjalanan Komunitas Dreamnews ke Masjid At-Taqwa Lerabaing: Rumah Ibadah Tertua di Alor yang Dibangun Sultan Kimales Gogo Tahun 1663

Reporter : Jailani Editor: Redaksi
WhatsApp Image 2024 12 20 at 22.06.10
Gambar: Asmar B. Asa (Anggota Komunitas Dreamnews Alor) sedang mengabadikan dirinya di depan Masjid At-Taqwa Lerabaing: Rumah Ibadah Tertua di Alor yang Dibangun Sultan Kimales Gogo Tahun 1663

Oleh: Asmar B. Asa (Anggota Komunitas Dreamnews Alor)

OPINI, DELIKNTT.COM – Komunitas Dreamnews Alor baru-baru ini melakukan perjalanan spiritual yang penuh tantangan ke Masjid At-Taqwa Lerabaing, masjid tertua di Kabupaten Alor yang didirikan oleh Sultan Kimales Gogo pada tahun 1633. Perjalanan yang dilakukan menggambarkan betapa sulitnya akses ke tempat yang penuh nilai sejarah tersebut.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin Punya Website?  Klik Disini!!!

Berikut adalah kisah perjalanan komunitas Dreamnews Alor yang menggugah hati

Perjalanan dimulai dari Kalabahi, Kota Kabupaten Alor. Dari sana, perjalanan berlanjut menuju Moru, dan Maiwal. Tantangan mulai terasa ketika rombongan harus melewati kali-kali besar dan kecil tanpa jembatan. Air kali yang deras, terutama saat musim hujan, menjadi rintangan yang tak terhindarkan. Tidak jarang, rombongan harus menerobos air, yang tentu menjadi tantangan besar bagi pengendara motor.

Alternatif lain, seperti melalui Kampung Roltaga, juga tidak sepenuhnya mengurangi kesulitan. Ketika sampai di Desa Orgen, rombongan disambut dengan pemandangan sebuah Pustu (Puskesmas Pembantu) dan sekolah dasar yang menjadi bukti kehidupan masyarakat setempat yang sederhana namun penuh semangat.

Perjalanan menuju Buraga semakin menguji ketahanan fisik dan mental. Jalan raya di daerah tersebut tidak lagi layak disebut jalan. Rombongan harus melintasi gunung, menuruni lembah, dan melalui jalur-jalur rusak yang sering kali menyebabkan kendaraan bermotor mengalami kerusakan. Pengendara yang sering melewati jalur ini sudah terbiasa memperbaiki motor di tengah perjalanan.

Saat musim hujan, longsor menjadi ancaman nyata. Seorang pedagang yang ditemui dalam perjalanan bercanda bahwa jalan yang rusak sebaiknya dibiarkan saja agar kami dan hanya penduduk lokal yang bisa memanfaatkan keuntungan ekonomi dari daerah ini. Candaan itu tentu mencerminkan realitas perjuangan masyarakat setempat dalam menghadapi kondisi jalan yang sulit.

Baca Juga :  Uang Benjamin

Dari Buraga, perjalanan dilanjutkan menuju Lerabaing. Di Buraga, rombongan sempat singgah di Masjid Muhajirin Bombaru sebelum melanjutkan perjalanan. Tantangan terbesar adalah melewati kali besar yang merupakan pertemuan berbagai kali dari ABAD Selatan, serta kali-kali kecil dengan air berwarna putih yang sering meluap saat hujan.

  • Bagikan