Oleh: Jailani Tong, M.Pd / Aktivis Muhammadiyah NTT
DelikNTT.Com – Fukuzawa Yukichi (1835-1901) adalah seorang intelektual Jepang yang hidup di zaman Meiji. Fukuzawa Yukichi hidup dalam sebuah kondisi sosial politik yang kurang baik saat itu.
Dalam sejarah, dituliskan bahwa pada Juli 1853 terdengar sebuah berita tentang armada kapal hitam dan Komodor Matthew Perry di Edo membuat semua orang merasa cemas, termasuk Yukichi. Hal ini menjadi salah satu penyebab dirinya mulai belajar bahasa Asing agar dapat mengoperasikan meriam, karena buku panduannya berbahasa Belanda.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Ahmad Dahlan, hidup dalam kondisi sosial budaya dan politik Indonesia yang sedang tidak baik. Para bangsa penjajah datang dengan misi untuk menguasai Indonesia serta melakukan sebuah proses pembodohan yang sampai dengan saat ini, masih bisa ditemukan di tengah kalangan masyarakat modern. Salah satu diantaranya yaitu larangan untuk mengkritik secara berlebihan. Padahal dalam tradisi islam, kritik bukanlah suatu yang haram.
Sejarah telah mencatat bahwa dalam kepemimpinan Umar bin Khatab, ia perna dikritik oleh Bilal terkait dengan tanah Syam yang ditaklukan oleh mujahidin. Sebagai seseorang yang memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, Yukichi dan Ahmad Dahlan memberikan perlawan dengan caranya masing-masing yaitu lewat dunia pendidikan.
Kehidupan dan pemikiran (Fukuzawa Yukichi dan Ahmad Dahlan)
Fukuzawa Yukichi berasal dari keluarga samurai kelas rendah, ayahnya seorang bendaharawan pada kantor kecil. Sejak usia 1 tahun 6 bulan, ia telah ditinggal pergi oleh ayahnya. Ia harus bekerja membantu ibunya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.