Topik : 

Diplomasi Sebagai Jalur Pejuangan Tanpa Kekerasan Oleh Bi Sonbai atau Nontje Sonbai (Usif Tetu Utang)

Reporter : Jailani Editor: Redaksi
images

Oleh: Sonny Pellokila

Dalam situs Worldwide Guide to Women in Leadership, Bi Sonbai atau juga biasa disebut dengan Nontje Sonbai adalah Ratu kerajan Sonbai Kecil dengan gelar Usif Tetu Utang yang termasuk dalam “Women in Power 1670-1700”.

Bi Sonbai lebih memilih diplomasi sebagai jalur perjuangan tanpa kekerasan.

Sejarah Singkat Terbentuknya Kerajaan Sonbai Kecil

Untuk pertama kalinya kerajaan Sonbai disebutkan dalam beberapa dokumen pada tahun 1649, ketika bersekutu dengan Portugis. Pada tahun 1655, di era kaisar Nai Tuklua Sonbai dengan gelar Ama Tuan I atau Ama Utang, kerajaan Sonbai mulai beralih dari pihak Portugis dan mulai menganiaya orang-orang Katolik yang bertobat dan membunuh orang Portugis yang mereka temukan. Pada tahun yang sama penguasa Amarasi dan Amabi membuat kontrak dengan Perusahaan Hindia Belanda (VOC) di Kupang.

Dalam beberapa tahun berikutnya aliansi baru tersebut terbukti tidak mampu menghentikan Portugis, dan menderita beberapa kekalahan buruk. Pada tahun1657, Nai Tuklua Sonbai dipenjara oleh Portugis. Pada September tahun 1658, dua putra dari Nai Tuklua Sonbai disandra di Lifau dan sebagian besar populasi Sonbai melarikan diri ke Kupang (termasuk dua putra lainnya dari Nai Tuklua Sonbai) di bawah kepemimpinan klan Oematan (Ama Tomananu). Kaisar Sonbai (Nai Tuklua Sonbai) mempunyai empat orang putra, dimana dua orang putra disandra di Lifau dan dua orang putra melarikan diri ke Kupang. Inilah awal perpecahan menjadi dua ranah, yaitu Sonbai Kecil (Lesser Sonbai) dan Sonbai Besar (Greater Sonbai). VOC mengizinkan Sonbai Kecil untuk menetap di Kupang.

Disclaimer:
Artikel Ini Merupakan Kerja Sama DelikNTT.Com Dengan Sonny Pellokila. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Sonny Pellokila.
  • Bagikan