Oleh: Mukmin Amsidi, M.Pd (Dosen Aktivis Muhammadiyah Alor)
DELIKNTT.COM – Alamnya indah mempesona, orangnya ramah Surga di Timur Matahari pagi. Syair Lagu Mars Muhammadiyah itulah Kabupaten Alor terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur berbatasan dengan Negara Timor Lesta (Timor-timor), Alor memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Kristen Protestan, masyarakat muslim dan kristen di Kabupaten Alor hidup berdampingan bagaikan keluarga besar. Bila ada acara-acara keagamaan seperti acara halal bi halal, isr’a Mi’raj, Idul Fitri, Idul Adha, MTQ dan Aqiqahan, maka saudara-saudara kristiani akan selalu hadir di tengah-tengah acara tersebut begitupun sebaliknya, biasanya ketika ada pembangunan masjid maka saudara-saudara kristiani ikut serta berpartsisipasi dalam membantu menyeleseaikan pembangunan masjid dan ketika ada pembangunan gereja, maka muslim turut menbantu pula. Masjid dan gereja berdempetan saling menghargai toleransi umat beragama dan tidak pernah terjadi perang agama.
Toleransi begitu kental yang terjadi di Kabupaten Alor akhirnya membuat Bupati Kabupaten Alor memperoleh Piagam Penghargaan Hidup Toleransi dan Harmonis dari Pemerintah Pusat. Bupati Alor, Amon Djobo biasa disapa oleh Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Alor dengan Sebutan “Ayah” adalah seorang kristiani.
Kabupaten Alor memiliki Tiga kampus yaitu STKIP Muhammadiyah Kalabahi,
Universitas Tribuana Kalabahi (UNTRIB) dan Universitas Terbuka (UT). Perekrutan kader biasa dilakukan di Kampus STKIP Muhammadiyah Kalabahi dan di Kampus UNTRIB Kalabahi sedangkan di UT belum ada penerus IMM Alor. Pelaksanaan Darul Arqam Dasar (DAD) dilakukan setiap tahun dan rata-rata calon kader yang mengikuti perkaderan kisaran 10 sampai dengan 60 orang peserta dengan presentase agama 60% beragama Islam, 39% beragama kristen, dan 1% beragam Hindu. Sehingga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kab. Alor sudah memiliki kader Islam, Kader Kristen dan Kader Hindu.
Ada sebuah pemikiran sederhana dari sebuah perubahan yang ideal yang penulis anggap menarik untuk disampaikan bahwa :
“Ketika saya masih muda, dan bebas berimajinasi, saya bermimpi mengubah dunia. Seiring dengan bertambahnya usia dan kebijaksanaan, saya mendapat dunia yang tidak berubah, sayapun menyederhanakan keinginan saya dan memutuskan hanya ingin mengubah negeri saya. Akan tetapi, tampaknya tak ada yang berubah dengan negeri saya. Usia pun kian senja, usaha terakhir saya adalah berusaha mengubah keluarga, orang-orang terdekat. Akan tetapi, lagi-lagi mereka tetap sama, tak ada yang berubah.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.